Pithecanthropus (Trinil, Ngawi, jawa
Timur).
Trinil
adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di
daerah ini jauh sebelum von Koenigswald menemukan Sangiran pada 1934.
Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa
penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan.
Penggalian Dubois dilakukan pada endapan aluvial Bengawan Solo. Dari lapisan
ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus
Erectus, dan beberapa tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukan
pemiliknya telah berjalan tegak.
Jenis
manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene Dubois tahun 1890 di dekat
Trinil, sebauh desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah
direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda-tanda
kera. Oleh karena itu, jenis ini dinamakan Pithecanthropus
Erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan
di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus
Mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun Homo Erectus ini paling banyak ditemukan
di Indonesia. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar
zaman Pleistosen tengah.
Tengkorak
Pithecanthropus erectus dari Trinil
sangat pendek tetapi memanjang ke belakang. Volume otaknya sekitar 900 cc, di
antara otak kera (600 cc) dan otak manusia modern (1.200 cc -1.400 cc). Tulang
kening sangat menonjol dan dibagian belakang mata terdapat penyempitan yang
sangat jelas, menandakan otak yang belum berkembang. Pada bagian belakang
kepala terlihat bentuk yang meruncing yang diduga pemiliknya merupakan
perempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antara tulang kepala,
ditafsirkan individu ini telah mencapai usia dewasa. Selain tempat-tempat
diatas, peninggalan manusia purba tipe ini juga ditemukan di Perning,
Mojokerto, Jawa Timur; Ngandong, Blora, Jawa Tengah; Sambungmacan, Sragen, Jawa
Tengah.
No comments:
Post a Comment